Indonesia menghadapi wabah covid-19 pada bulan maret
2020 yang menyebabkan sentimen negatif terhadap berbagai lini bisnis khususnya bisnis
UMKM. Dampak negatif wabah covid-19 yaitu menghambat pertumbuhan bisnis
UMKM terutama pergerakan bisnis UMKM yang memerlukan ruang promosi terhalang dengan adanya physical
distancing. Bisnis UMKM memiliki peluang tak terbatas (unlimited)
dengan syarat para pelaku UMKM memiliki banyak ide kreatif, keahlian dan
ketrampilan yang dapat dijual secara online dan offline. Tantangan pada UMKM yaitu persaingan untuk menghasilkan
beragam inovasi dan layanan sehingga dapat bertahan di pasar lokal, dan juga
bisa bersaing di pasar Internasional.
Usaha produksi pembuatan tempe dianggap sebagai usaha yang cukup potensial untuk dikembangkan lebih lanjut, mengingat usaha ini mudah dan murah dilakukan. Usaha produksi pembuatan tempe mudah ditemui di wilayah kecamatan Ciracas. Tempe ini digemari oleh banyak konsumen. Banyaknya pesanan yang berdatangan berakibat meningkatkan nilai penjualan dan permintaan tempe di wilayah regional Ciracas dan wilayah di luar Ciracas.
Tujuan penulisan digunakan untuk membuat kesimpulan yang
diperoleh dari pengumpulan data. Tujuan penulisan dari produksi tempe dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.
Mempelajari
proses produksi UMKM Barokah pada produk tempe.
2.
Mempelajari
perencanaan produksi UMKM Barokah pada produk tempe.
Profil adalah sebuah gambaran singkat tentang seseorang, organisasi, benda lembaga ataupun wilayah. Berikut dibawah ini merupakan tabel profil UMKM tempe barokah.
Bill Of Material UMKM Tempe Barokah
Bill Of Material atau sering disingkat BOM merupakan gambaran atau definisi produk terakhir yang terdiri dari item, bahan atau material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi produk akhir. BOM terdiri dari beberapa bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam proses industry manufaktur atau lainnya. Berikut dibawah ini merupakan gambar bill of material UMKM tempe barokah.
Proses Produksi UMKM Tempe Barokah
Proses pembuatan tempe meliputi perendaman, penggilingan,
pencucian, perebusan, pendinginan, penambahan ragi serta pengemasan dan
fermentasi. Berikut dibawah ini merupakan gambar proses produksi UMKM tempe barokah.
a)
Perendaman
Proses pertama
setelah kedelai datang ialah perendaman dalam air bersih selama dua jam, guna
mencuci dan mengembangkan volume kacang. Setelah bersih dan mengembang, kedelai
direbus dalam panci besar berisi air mendidih selama 1-1,5 jam, tergantung
jumlah kedelai yang direbus.
b)
Penggilingan
Proses selanjutnya
yaitu penggilingan, yang dimana proses penggilingan dilakukan setelah proses
perendaman selesai. Biji kedelai digiling hingga menjadi bubur kedelai.
Penggilingan ini bertujuan untuk memperkecil partikel sehingga mempermudah
ekstrksi protein kedalam kedelai.
c)
Pencucian
Langkah selanjutnya
adalah mencuci kacang sebanyak tiga kali penggantian air, menggunakan mesin pencuci
biji kedelai. Pencucian terakhir juga menggunakan air panas yang disiramkan ke
kacang kedelai.
d)
Perebusan
Proses perebusan
berfungsi sebagai proses sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tumbuh
selama perendaman. Lama perebusan tergantung pada kondisi bahan. Umumnya proses
ini memakan waktu sekitar 40-60 menit.
e)
Pendinginan
Biji yang telah
direbus ditiriskan dengan ditebarkan di atas nampan yang lebar dan besar agar
lebih mudah tiris dan dingin.
f)
Penambahan
Ragi
Kacang tersebut
seterusnya siap untuk ditiriskan dan diberi taburan ragi, untuk memancing
pertumbuhan bakteri baik dalam tempe saat difermentasi.
g)
Pengemasan
dan Fermentasi
Setelah ragi menyatu,
barulah dikemas dalam plastik yang sudah diberi lubang kecil agar bakteri dari
ragi mendapat udara dan bisa berkembang saat proses fermentasi. Setelah itu, tunggu
24 jam dalam ruang fermentasi bersuhu sekitar 30 derajat celsius. Usai tempe
jadi, bahan makanan ini pun siap dijajakan.
Penentuan Harga Pokok Produksi UMKM Tempe Barokah
Harga pokok produksi adalah bagian penting dalam
perhitungan akuntansi. Dalam bisnis, fungsi penting harga pokok produksi adalah
memberi perbandingan biaya produksi yang realistis dari waktu ke waktu.
Perhitungan ini sangat bermanfaat bagi manajemen dan kelangsungan usaha.
Harga
pokok produksi adalah perhitungan yang berhubungan dengan jumlah total yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang, mengubahnya menjadi
persediaan, dan menjualnya. Bagi pemilik bisnis, harga pokok produksi adalah
alat untuk membantu menentukan profitabilitas. Cara menghitung harga pokok
produksi adalah langkah untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang
biaya produksi secara keseluruhan dan bagaimana biaya ini berdampak pada laba perusahaan/ UMKM. Harga pokok
produksi adalah perhitungan total biaya produksi perusahaan/ UMKM. Berikut
dibawah ini merupakan tabel penentuan harga pokok produksi UMKM tempe barokah.
Analisa Situasi
Kelompok industri rumah tangga produksi tempe Barokah milik bapak Basir beralamat lengkap Jl. Ciracas, Gg (Depasin 1) Depan pasar impres Rt. 004, Rw. 07 No.28, Bpk. Basir. Kelompok industri rumah tangga ini memulai usaha produksinya pada tahun 2002 dengan produksi olahan yang dihasilkan adalah olahan produk hasil pertanian yaitu tempe. Hampir 20 tahun kelompok industri rumah tangga produksi tempe ini rata-rata setiap harinya mampu menghasilkan produksi atau memiliki kapasitas produksi tempe sebanyak 50 kg, serta melakukan supplier dalam jangka waktu seminggu sekali. Seiring dengan semakin banyaknya permintaan terhadap tempe Barokah, kelompok industri rumah tangga produksi tempe mulai memperhatikan proses pemasaran produk tempe mulai dari proses pengemasan (packing) menggunakan plastik, pemberian label (labelling), dan penetapan harga ke wilayah pasar atau segmentasi pasar yang dituju. Berikut dibawah ini merupakan foto kegiatan kelompok industri rumah tangga produksi tempe Barokah milik bapak Basir:
Kelompok industri rumah tangga produksi tempe tersebut merupakan kelompok industri rumah tangga yang berada di wilayah Jl. Ciracas, Gg (Depasin 1) Depan pasar impres Rt. 004, Rw. 07 No.28, Bpk. Basir.
Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di
Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Menurut data dari Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, saat ini pelaku UMKM di Tanah Air mencapai
angka 60 juta. Jumlah tersebut diprediksi terus bertambah seiring dengan
kemajuan teknologi dan potensi sumber daya manusia yang semakin berkembang.
Setiap pendiri UMKM, pasti ada saja masalah yang timbul dan dihadapinya. Secara
umum kelemahan yang dimiliki kelompok industri rumah tangga produksi tempe
Barokah adalah:
a)
Kualitas
produksi tempe masih rendah.
b)
Pengemasan
produk tempe masih dilakukan secara sederhana sehingga kurang efisien.
c)
Manajemen
pemasaran produk masih sangat terbatas dan tertutup aksesnya.
d)
Penguatan
kelembagaan sumberdaya manusia dan eksistensi kelompok industri rumah tangga
yang dimiliki masih sangat lemah.
e)
Manajemen
administrasi dan keuangan belum tertata rapi.
f)
Fasilitas
pendukung produksi masih sangat terbatas.
Penerapan teknologi tepat guna seperti alat perajang tempe (sliccer), alat bantu pengemasan (handsealler) pada kelompok industri rumah tangga produksi tempe sangat diperlukan keberadaannya untuk meningkatkan 3 eksistensi, produktivitas dan sustainability usaha. Melalui program ipteks bagi masyarakat (IbM) pada kelompok industri rumah tangga produksi tempe di Jakarta Timur, Kecamatan Ciracas sangat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan serta keberlanjutan usaha dimasa yang akan datang.
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
Nama/ NPM : 1. Alfian Rindar Jovanka / 30420120
2. Bagas Rizki Ramadhan / 30420266
3. Ilyas Wahyu Nugroho Prasetyo/ 30420581
4. Syifa Shalsabila / 31420229
5. Yogi Apriyanto / 31420295
Kelompok/ Kelas : 7 (Tujuh)/ 3ID01
Dosen Pengampu : Budi Hermana











Tidak ada komentar:
Posting Komentar